Cerita ini terilhami dari
kehidupan sehari-hari tentang pencarian cinta sejati, cerita ini sekedar untuk
dijadikan padangan dalam menjalin hubungan asmara antara pasangan muda-mudi,
bahwasanya cinta harus beralaskan hati yang tulus dan kejujuran. Sungguh ini
adalah kisah cinta tercepat, tersingkat dan menyakitkan...
Untuk memenuhi syarat terakhir sebelum skripsi maka
universitas dimana tempat ku kuliah mengadakan KKM (kuliah-kerja mahasiswa) di
berbagai desa dalam satu kecamatan. Mungkin ini adalah KKM tersingkat yang
pernah ada biasanya KKM atau istilah lain KKN dilaksanakan satu bulan bahkan
lebih sedangkan universitas ku hanya dalam kurun waktu satu minggu, oh ya...
aku belum memperkenalkan diri ku sebut saja aku cemixs walau bukan nama asli
tapi cemixs itu adalah singkatan loh cahe emang mixs itu dalam bahasa
jawa kalau dalam bahasa indonesia artinya anaknya memang mixs, tidak ada yang
istimewa dalam diriku semua biasa saja, dengan segala keterbiasaan ku tidak
menjadikanku sebuah dilema dalam hidup meski banyak suka cita duka lara
mewarnai hariku walau sering terjatuh dan berusaha terus bangkit dari
keterpurukan.
Oce bro.. kita lanjutkan
ceritanya
First Day
Rombongan
peserta KKM telah berkumpul di lokasi yang sudah di tentukan guna mendengarkan
instruksi dari dosen pembimbing panas terik matahari pun tak dapat di tolak
karna menurut jadwal yang ditentukan telah lewat satu jam, jadwal yang seharus
nya jam 9 pagi molor sampai jam 10 maklum indonesia jugakan negara penghasil
karet, beberapa peserta pun keliengan dan ada beberapa orang terutama
cewek hampir pingsan untung acaranya tidak berlangsung lama kemudian
dilanjutkan perjalanan menuju TKP.
Kami pun tiba di sebuah rumah yang akan kami tempati
untuk beberapa hari selama KKM di desa ini, sebelumnya aku sempat berfikir 27
orang dalam satu kelompok harus tinggal dalam serumah pasti sumpek and ribet
banget tapi rumah yang akan kami tempati ini lumayan besar untuk sesaat bisa menghilangkan kekhawatiran ku. Sambutan
dari sang empunya rumah ditemani bapak kepala desa bisa dikatakan cukup ramah
kemudian dilanjutkan perkenalan antara kami dan kepala desa beserta tuan rumah
“ selamat datang para mahasiswa peserta KKM di desa kami ini lah rumah yang
akan kalian tempati selama KKM di desa kami ”. Ucap bapak kepala desa dengan
ramah dan berwibawa, “ jangan sungkan-sungkan anggap saja rumah sendiri ”
lanjut kepala desa, sebenarnya aku kurang memperhatikan apa yang di sampaikan
bapak kepala desa karena aku sangat lelah perjalanan menuju desa ini sangat
jauh. Setelah bapak kepala desa undur diri kemudian dilanjutkan dengan
perkenalan antar kami, wajar masing-masing dari kami beda fakultas dan belum
pernah mengadakan pertemuan sebelumnya, perkenalan dimulai dari
kordes(koordinator desa) setelah itu sang kordes memanggil nama-nama peserta
untuk sekedar formalitas perkenalan sebenarnya bisa kami jalin sendiri.
Beberapa nama pun di sebut sang pemilik nama mengangkat tangan dan melambalai
atau sekedar meng iyani aku mulai memperhatikan mereka satu persatu
“ Dinda Septiani ” panggil
sang kordes, seorang gadis berkerudung manis menggangat tanggannya tampa
sengaja mata kami bertemu pandang tiba-tiba aliran darah ku kacau jantungku
berdetak terlalu kencang any something feel difficult to understand, ehm... ehm..
aku pun berusaha menyadarkan diriku oleh pesona yang datangnya entah dari mana.
Perkenalan antara kami pun selesai aku memilih istirahat dan tidur memang
mataku minta di meremin lagian sore nanti masih ada kegiatan perlu pemulihan
energi lagi.
Malam
pertama pun menyambut dengan dingin dan sepinya hawa pedesaan ini menggingatkan
akan desaku yang sudah hampir dua tahun tak ku kunjunggi oh... jadi kangen ma
my village sweet home I will comeback soon. Rapat pleno segera dimulai sang kordes
meminta laporan hasil kunjungan dari tiga dusun di desa tersebut karna
sebelumnya telah di bagi menjadi tiga kelompok untuk mengunjungi tiga dusun
tersebut guna bersosialilasi dengan warga, selama rapat berlangsung aku pun
berusaha curi-curi pandang pada gadis yang seperti menghipnotisku tadi siang
sayang sekali aku tidak bisa melihatnya dengan jelas tapi tidak apalah ini
cukup membuat ku senang dari pada menyimak rapat yang ngak jelas ujung
pangkalnya dana yang minim planing amburadul dari tadi bahas soal ODF melulu
dengerinya jadi pengen buang hajat, malam semakin larut dan kami belum
menemukan hasil dari rapat tersebut akhirnya rapat pleno di tutup kulihat
kordes geleng-geleng kepala mungkin doi puyeng mikirin perencanaan kinerja yang
semrawut atau mungkin puyeng mikirin untangnya banyak wakakwakw.... I don`t
care that`s not my problem. Semua perserta rapat pun mulai bergegas ku lihat
lagi gadis itu dia berdiri sambil tersenyum entah pada ku atau siapa oh God my
heart stop work dek... dek... plass.
Menjelang
tidur malam mataku masih sulit ku pejamkan beribu pikiran merasuki otakku angan
ku melayang terbang bersama awan menari bersama bintang-bintang yah... teringat
akan senyum itu “ ada senyuman manis di
bibirmu yang selalu terbayang oleh ku takkan ku lupa saat itu wahai kau gadis
pujaanku ku ingin kau untuk ku....” (by J-rocks ku ingin kau untuk ku) sungguh
pesonamu menghantui malam ku.
Second Days
Pagi ini kegiatan yang kami lakukan belum jelas
karena program yang kami buat belum bisa di aplikasikan, rencana yang ada hanya
berkumpul di balai desa untuk menpenyambutan atas kedatangan kami oleh
perangkat desa dan warga sekitar, aku bergegas pergi mandi antrian yang lama
membuat ku bosan menunggu maka kusetujui ketika teman ku mengajak mencari tempat
mandi yang lain akhirnya kami bisa mandi juga walau di masjid yang jaraknya
lumayan jauh dari base camp (rumah yang kami tempati).
Di balai desa acara belum di mulai masih menunggu
para perangkat desa yang belum juga datang padahal pagi akan bergantikan siang,
aku memilih duduk di kursi paling belakang yaah... biasa acara formal seperti
ini memang membosankan, mata ku mulai ku gerakkan ke kiri-kanan mencari cari
gadis yang menjadi angan ku semalam dan berharap mendapat lagi senyum manis
darinya tapi yang kulihat sekumpulan cewek-cewek duduk membelakanggiku hingga
pertemuan usai aku belum melihat senyum itu lagi.
Lari menuju base camp adalah jalan terbaik untuk
meninggalkan kerjabakti yang melelahkan apalagi sebagian teman ku sudah nyantai
di base camp dari pada capek2 mending nimbrung ma anak2, hari ini memang kurang
menyenangkan bagi ku mencoba mencari kesibukan yang lain dengan bersantai dan
bergurau bersama teman2. Hingga petang menjelang aku berharap hari cepat
berganti kebosanan menghampiri ku tidak ada kegiatan yang menyenangkan.
Third Days
Pagi yang sibuk ku awali dengan menguatkan semangat
ku, berpakian rapi menyiapkan mental dan harapan mudah2 hari ketiga ini tidak
membosankan, sarapan sudah sedia siap tuk di santap tapi yang lebih menyenangkan
aku bisa sarapan bareng ma dia tampaknya dia telah selesai sarapan aku pun
tersenyum padanya “ sarapan mbak ” sapa ku dia hanya tersenyum tiba2 dia
meletakkan potongan kecil daging ke piringku “ nih mas tak tambahin lauknya ”
ucapnya sambil tersenyum, terang saja aku jadi salting dalam hati ku berkata “
wah perhatian juga nih cewek ” sambil menyantap sarapan ku pandanggi wajah itu
yang memang menyita perhatian ku dari awal, tak sadar dalam angan ku dia sudah
bergegas meninggalkan sarapan tuk bersiap menjalankan aktifitas yang sudah
direncanakan.
Pagi yang memberi semangat tidak ku sia-siakan
dalam menjalani aktifitas semangat mengelora dalam diri ku, kegiatan ku kali
ini mengajar di SD meski pertama kali menghadapi siswa SD tapi jiwa memang
bersemangat hingga pelajaran usai tak ada hal yang memberatkan ku, sebenarnya
aku berharap hari segera siang dan bisa bertemu dia di base camp. Akhirnya
waktu yang ku tunggu datang juga begitu samapai di base camp dia sedang asik
ngobrol dengan beberapa temannya ku putuskan ikut nimbrung dengan basa basi
kutanyakan bagaimana kegiatannya ini merupakan strategi ku untuk bisa
mendekatinya yah... beginilah orang kalau lagi kasmaran bisa ngobrol bareng aja
dah bikin prasaanku melambung tinggi hingga menuju galaxi he..he.. lebay..
Selesai
ashar aku duduk di tepian mushola sambil mengunggu dia sholat aku berpura tidak
tau ketika dia berada di samping ku “ lagi apa mas ” tegurnya, aku hanya
tersenyum “ nggak lagi nantai aja ” jawab ku enteng, kemudian kubuka obrolan
kecil untuk memecahkan suasana “temen2
ku main futsal mau ikut nonton gak” ajak ku ketika selepas ashar, dia seperti
ragu “tar siapa tau ketemu temen2 dari desa lain” ku coba meyakinkanya “iya deh
mas aku ganti baju dulu” terimanya. Yes.. dalan batinku. “mixs ikut..!” timpal
mbok dewor teman sefakultas ku (mbok dewor hanya julukan bukan nama sebenarnya)
wah kacau kie bathin ku lagi tapi tak apalah akhirnya aku juga mengajak satu
temen cowok biar lah bareng2 yang terpenting hal ini bisa membuatku dekat
dengan dinda. Tepat di TKP aku bertemu dengan teman2 sefakultas yang berada di
desa lain, begitu juga dengan dinda dia lagi asik ngobrol dengan teman2nya sebenarnya aku ingin mendekatinya Cuma aku
jaim dikit biar kelihatan cool man...
Futsal pun selesai “ gimana mau langsung pulang pa
nongkrong dulu ” ku coba memberi pilihan karena sebenarnya aku belum ingin
pulang “ terserah temen2 enaknya gimana ” jawab dinda. “ nongkrong dulu aja ”
sambung temenku seperti bisa tau isi pikiran ku. Mencari tempat nongkrong tidak
begitu sulit karena disekitar ada warkop, minum kopi dan bercakap-cakap dengan
nya lumayan menyenangkanku tak berlangsung lama dia memainkan ponselnya
tanpaknya dia sedang meng-calling sesataat kemudian dia asik ngobrol via ponsel
entah dengan siapa. Suasana jadi kurang akrab antara kami semua sibuk memainkan
ponsel masing-masing langit pun tak
bersahabat dengan menurunkan ribuan tetes air yang semula rintik menjadi
deras...
Seperti malam sebelumnya perasan ku berkecamuk pikiranku
terus tertuju padanya...
“ wahai sang dewi malam sampaikan salam ku padanya
kuk katakan selamat malam padanya.... tidurlah sayang mentari tlah menunggu
sambutlah pagi nati dengan hati tersenyum ” aku berharap pagi segera datang
hingga kesadaranku hilang dan mata terpejam...
Fourth Days
Ribuan asa dan harapan
kusandarkan bersama sang mentari yang mulai menerangi sang semesta dengan
pancaran sinarnya yang membuat semua mahluk tuha ntuk memulai aktifitas harian,
aku juga tidak mau ketinggalan dengan lebih bersemangat ku jalani rutinitas
selama KKM.
Saat membibing
para siswa SD aku sidikit kurang fokus pikiran ku masih terjutu padanya aku
kurang menikmati pengajaran kali ini dan ingin segera pulang ke base camp,
siang yang ku tunggu akhirnya datang juga aku pulang degan harapan bisa
menjalin kedekatan dengannya. Kurasa aku cukup senang bisa berkumpul dengan dia
dan teman-temannya sebenarnya berharap bisa hanya berdua dengannya serta
menjalain pembicaraan lebih intim
bersamanya tapi kesempatan itu tak kudapatkan hingga siang bergantikan sore ku
pendam harapanku untuk kesempatan berikutnya.
Suara azdan magrib berkumandang seruan untuk
menunaikan ibadah sholat pagi para muslim, ku segerakan menggambil air wudhu
untuk mensucikan diri dari hadas kecil “ mas sholat bareng ya ” suara yang
memang ku rindukan tiap malam yah... suara dinda aku pun mengangguk tanda
setuju. Aku telah bersiap untuk menunaikan ibadah sholat sambil menunggu dia
dan temannya mengenakan mukena, aku bertakbir dengan suara parau sebenarnya ini
bukan pertama kalinya aku menjadi pemimpin dalam sholat bahkan hampir sering
memimpin jama`ah sholat tapi kali ini aku benar-benar nervous hilang sudah
kekhusu`anku itu terbukti ketika tahia`at awal aku sempat lupa ya robbb...
ampunilah hambamu ini.
Base camp malam ini terlihat sepi para cowok-cowok
telah keluar mencari hiburan masing-masing, memang ketika malam kami tidak
memiliki kegiatan ku lihat tanpak dinda bercanda bersama teman-temanya di depan
base camp ku langkahkan kaki mendekati mereka sambil nimbrung ikut mengobrol
dengan mereka suasana menjadi jenaka dengan lelucon dari teman-temanya yang
menurutku paling lucu adalah salah satu dari mereka yang memakai kostum arsenal
cewek itu terlihat pandai membuat lelucon aku menjadi cepat akrab dengan
mereka. Sesaat kemudian mereka pun buyar entah kenapa hanya dinda yang
tertinggal atau mereka ingin memberi ku kesempatan berdua ha..haa... mbuyak
yang terpenting ini kesempatanku bisa berdua dengan dinda. “ mbak kenapa? kok kelihatannya
ada yang di tunggu” tanyaku membuka obrolan. “ehm.. anu mas e.. aku lagi nunggu
ayahku” jawabnya ketika dia menyadari kalau kami berdua. “kok sepi ya mas
temen-temen pada kemana?” sambung nya. “ klo cowok2 dah pada keluar and cewek2
dah pada kedalem tuh”jawabku enteng, “mixs
keluar yok” panggil temenku dari dalam base camp. “yoi bro.. tar dulu ya” aku
pun hendak beranjak dari tempat dudukku. “ mas jangan ikut keluar donk temenin
aku, couse tar ayah minta di jemput di depan perempatan aku takut gak da temen
cowoknya temen yang lain dah pada pergi” pintanya padanya pada ku. Aku berpikir
sejenak antara pergi dan tidak, kuputuskan untuk menemaninya ini adalah
kesempatan ku berdua dengan nya kami pun melanjutkan obrolan dan saling
bercerita tentang kegiatan sehari-hari kami, perasaan damai serta nyaman kurasa
dalam jiwa ku bisa dekat denganya bercerita dan saling bertukar pikiran dari
situ aku banyak menilainya bahwa dia adalah sosok gadis sholehah cerdas,
mandiri, pekerja keras keibuan membuat ku berpikir dialah wanita yang selama
ini ku cari dan ku idam-idamkan. “ to gaze your eyes made my heart peacful,
your smile give me new zest you`re girl in my dark night, I wish know you so
close... when I beside you and talk with you any something felt difficult to
understand, spirit shine to shiny weak soul”...
Aku telah larut dalam obrolan denganya tanpa kusadari
ponsel ku berdering “mixs tlg jmput aq g tau d mna base camp u” ku baca pesan
singkat dari teman, sebenarnya aku masih ingin berduaan dengannya disisi lain
aku tidak ingin mengecewakan teman-teman ku yang sudah meluangkan waktu untuk
menggunjungiku “ sorry din.! Temen-temen ku minta di jemput aku tinggal dulu”
pamit ku dengan agak berat. “iya nggak papa mas” jawabnya entah dia kecawa atau
tidak untuk hal ini aku meprioritaskan persahabatan lebih dulu dan tidak bisa
menemaninya menemui ayahnya.
Tawa kegembiraan kawan-kawanku sejenak melupakan ku
akan dirinya begitu lah jika kami berkumpul selalu di warnai dengan gelak tawa
dan waktu terasa begitu singkat ketika kami bersama ohh... guys you`re my
laugh... tak takterasa waktu harus memisahkan kebersamaan kami harus berakhir
setelah mereka berpamitan. Setelah my best freinds pergi kini perhatianku
tertuju padanya dia terlihat sibuk memperhatikan temannya yang sedang menyusun
laporan akupun membiarkanya.
Kembali
waktu memejamkan mata tiba kurebahkan badan ku di atas bentangan tikar di atas
lantai yang dingin bukan masalah berarti bagiku, aku biasa tidur di mana saja
asal bisa menyandarkan kepala bahkan aku bisa tidur sambil duduk tak heran jika
aku di juluki raja tidur , mataku masih sulit terpejam beberapa hari terakhir
memang aku selalu gelisah menjelang tidur bukan apa-apa mungkin hal yang wajar ketika orang sedang
kasmaran selalu susah tidur mangkanya kalau ingin tidur nyenyak jangan pernah
jatuh cinta.... otak ku bekerja keras hatiku tak tenang langkah apa yang harus
ku tempuh dengan menguatkan hati ku maka aku memutuskan esok akan menyatakan
perasaan ku apapun hasilnya aku telah bertekat untuk mengutarakan isi hatiku
meski kemungkinan di tolak lebih besar aku siap dari pada menjadi beban jiwa ku,
bukankah lebih baik mengutarakanya dari pada memendamnya.
Fifth
Days
Jam
dinding di ruang kelas V menunjukkan pukul 09.30 WIB pelajaran yang ku
sampaikan telah usai bergantikan dengan istirahat para murid berlarian keluar
meninggalkan ruang kelas yang sangat sempit karena harus berbagi ruang dengan
kelas lain, dalam satu ruang di bagi menjadi dua kelas hanya papan triplek
tipis menjadikan pemisah walau keadaan ruangan sangat memprihatinkan tapi
semangat belajar mereka patut di acungi jempol. Ku masukan beberapa alat ajarku
ke dalam tas kecil serta bergegas meninggalkan kelas menuju ruangan guru,
tampak beberapa rekan ku sudah berada di ruang guru mereka tengah
berbicang-bincang ku sapa mereka dengan senyum merekapun sejenak menghentikan
obrolan dan membalas sapa ku setelah beberapa hari bersama memang kami mulai
akrab kursi paling ujung ku pilih untuk menyandarkan punggung sekedar
penghilang letih setelah hampir satu jam lebih berdiri di depan kelas, ku
nyalakan sebatang cigarette filter penghilang suntuk dan sebagai refleksing
atas pikiranku yang tenggah galau....
Seperti
biasa aku pulang lebih awal dengan harapan segera bertemu dengan dinda dan
mencari kesempatan bicara empat mata untuk menyampaikan apa yang telah kurencanakan
memang rencana tidaklah selalu sesuai dengan kenyataan aku harus bersabar tuk
menunggu kesempatan lain karena begitu sampai di base camp aku tak
menjumpainya.
Menikmati
secangkir kopi bersama teman di lesehan sudah menjadi suatu tradisi walau di pulau
andalas sebelumnya aku tidak pernah melakukannya, memang aku mulai terbiasa
sambil ngobrol yang menurutku tidak terlalu peting kami bisa menghabiskan waktu
berjam-jam hanya dengan minum kopi. Di sela-sela obrolan terbesit pikiran ku
untuk mengajak dinda melihat futsal kembali, ku kirim pesan singkat via sms “dri pda ngangur d base camp, yuk nnton
futsal” via short massage. “iya maz.... yg main cpa?” balasnya sesaat kemudian.
“biasa, tmen2 kmren” sambungku. Ehmm.. akhirnya dapet kesempatan juga pikir ku,
segera ku ajak teman-teman untuk beranjak menuju lapangan futsal.
Seperti
biasa hal yang nonteknis selalu terjadi ketika kami hendak menuju tempat dimana
pertandingan futsal berlangsung tiba-tiba pesan singkat dari sang koordinator
desa meminta kami untuk membantu persiapan nobar (nonton bareng) nanti malam
dengan kecewa aku memutuskan untuk membantu persiapan nobar yah memang sudah
menjadi kewajiban kami sebagai peserta KKM untuk mengikuti kegiatan yang telah
direncanakan walau dengan berat hati kami membantunya dan berharap segera
menyelesaikanya. Tak terasa hari hampir menjelang sore persipan nobar telah
selesai di perjalanan menuju base camp ku lihat dinda bersama beberapa temannya
meniggalkan base camp, ..oh sial..! batinku dia sudah berangakat, aku pun
langsung mandi dan berniat menyusulnya dengan sedikit terburu-buru . bimbang
merasuki kalbuku antara menyusulnya atau tidak hingga beberapa saat belum ku
ambil keputusan seorang gadis yang ku ketahui bernama Adel menyapa ku “mas,
temen-temen tadi mau kemana ?” tanyanya membuyarkan pikiran, “ehm entah ya... mungkin
mau nonton futsal di desa sebelah” jawab ku walau sebenarnya aku tahu kemana
tujuan mereka, “ sebenarnya ku mau ikut tapi nggak di ajak e..” sambungnya, “gimana kalau kita susul mereka?” usulku. “ gimana
ya... boleh deh ” jawab yang memang ku
harapkan akhirnya kudapatkan alasan untuk menyusul dinda. Dengan berboncengan
ku percepat laju kendaraan bermotor yang ku pinjam dari mbok dewor teman
sefakultasku berharap segera sampai dan bertemu sosok yang akhir-akhir ini
menjadi penghias mimpi ku, pesona yang mampu menghipnotis ku, senyum yang
selalu kudamba.
Sungguh
harus kembali ku pendam asa kesempatan yang ku harapkan tak dapat terpenuhi begitu
aku sampai di tempat futsal berlangsung tak ku dapati dia disana tapi
kekecewaan dapat terobati dengan bertemu teman-teman sefakutas yang
melaksanakan KKM di desa tersebut lumayan meredam asaku, kesempatan bertemu
teman-teman tidak berlangsung lama dikarenakan hari hampir menjelang magrib
“mas pulang yuk” pinta adel akupun mengganguk tanda setuju. Sepanjang perjalan
pulang kucoba untuk lebih santai dan ku gunakan mengobrol bersama adel karena
kami memang di base camp kami jarang berbicara satu sama lain menurut ku adel
orangnya asik juga di ajak ngobrol terkadang tawa mengiringi obrolan kami
hingga tak terasa kami telah tiba di base camp.
Pesta
olahraga asia tenggara yang ke XXVI (southeast asian games) atau sea games kali
ini Indonesia menjadi tuan rumah dan olah raga yang paling diminati adalah dari
cabang sepak bola penampilan Timnas U-23 dalam pertandingan sebelumnya sangat
menjanjikan malam ini Timnas U-23 Indonesia Menghadapi Timnas U-23 Malaysia, dari
prihal tersebut kami mengadakan nonton bareng dengan masyarakat sekitar. Ketika
waktu mendekati pertandingan di mulai kami segera berangkat menuju tempat di
adakannya nobar.
Dinda
berdiri di depan base camp sepertinya dia tengah menunggu temannya untuk nobar
aku segera menghampirinya “lagi nungu siapa ?” tanya ku, “ini loh mas
temen-temen kok lama banget gak brangkat berangkat” jawabnya memberi alasan,
“berangkat duluan yok bareng aku” usulku dia pun menyetujuinya, kami pun
berjalan berdua beringan beberapa saat kami berjalan sambil diam ku coba
membuka percakapan sekedar untuk berbasa-basi dan mencairkan suasana hening
antara kami ketika suasana mencair dengan mengumpulkan segenap keberanian dan
mental ku akhirnya ku sampaikan apa yang kurasa dari dalam lubuk hati ku yang
terdalam “Dinda, sebenernya aku suka sama kamu..!” walau sedikit menahan nafas akhirya terucap
juga oleh ku, dinda tampak sedikit kaget dan tidak menyangka akan hal ini “..aach
yang bener mas!” sambutnya seperti meragukan apa yang dia dengar “beneran deh
suwer” tegasku tuk meyakinkan “gimana yah... bukanya mas sudah punya pacar”
lanjutnya agak ragu, aku pun menjelaskan status ku bawa aku memang masih
jomblo, memang ada beberapa cewek yang dekat dengan ku tapi hanya mengangapnya
sebagai temen. “apa alasan mas bisa suka sama aku” tanyanya kemudian, kembali
ku hela nafas panjang berpikir tuk memberikan alasan yang tepat tapi yah
begitulah cinta datang tanpa di sadari tidak dapat di telaah oleh statistik
atau penjelasan berdasarkan observasi aku hanya terdiam “...oh aku tau mungkin
waktu pertama perkenalan kulihat mas memperhatikan ku” lanjutnya karna melihat
aku hanya diam, lagi-lagi batin ku berkecamuk dan sedikit malu ternyata dia
menyadari akan hal itu hingga ku tahu bahwa ini adalah love at first sight. “terus
gimana menurut mu?” ungkapku menanti
tanggapan darinya. “ehm.... giman yah, aku belum bisa jawab sekarang atau nanti
saja deh aku jawab habis nonton” sepertinya dia butuh waktu untuk berpikir “ya udah gak pa pa” sambutku memberinya waktu
untuk berpikir dan menimbang sebelum memutuskan.
Pertandingan
sepak bola Indonesia vs Malaysia berlangsung kali ini coach Rahmat Dermawan
memilih pemain cadangan sabagia starting memang pasukan garuda muda tampak
kewalahan meghadapi gempuran harimau himalaya, besenarnya bukan karena
pertandingan ini membuat ku risau tapi kegundahan menunggu jawaban darinya
selintas terpikir kalau-kalau dia menolak ku, beberapa kali aku memandang
kearahnya dia terlihat sangat antusias
memperhatikan pertandingan yang sedang berlangsung hingga sang penggadil
lapangan meniup peluit panjang tanda babak pertama berakhir. “mas q plang
dluan, mas klo msh mo nnton g pa2” pesan singkat yang ku trima darinya, “ ya...
maaf ya aq msh nemenin tmen ku nobar
nie” segera ku balas pesan singkat itu.
Usai
sudah nobar malam ini dengan hasil pertandingan mengecewakan Indonesia 0-1
Malaysia tapi yang tidak mengecewakan Indonesia tetap lolos ke semi final hal tersebut
memberi harapan bagi pecinta sepak bola di seluruh tanah air. Aku pulang ke
base camp dengan satu harapan yaitu mendapatkan jawaban darinya, kudapai dinda
tertidur di depan televisi dengan beberapa teman perempuannya ku coba
membangunkanya “suths... kalau tidur di kamar din..!” dengan ku goyangkan
tanggannya, “ehhmm.. iya mas” dia pun
terbangun, dia segera bergegas pergi kebelakang.
Harapan
untuk mendapatkan jawaban darinya harus ku tepis jauh-jauh karena hingga
menjelang tidur tak jua kudapat jawaban itu, kepastian darinya sangat ku tunggu
meski aku harus melapangkan dada jika dia menolak ku meski ku tahu perkenalan
yang singkat dan persaan suka yang datang nya tiba-tiba tidaklah menjanjikan,
aku sadar tidak ada yang bisa ku banggakan aku bukanlah sang arjuna yang
bertahta dan berharta tapi aku punya cinta yang patut ku perjuangkan, Seperti
kata pepatah hidup adalah perjuangan meski banyak pilihan dalam hidup.
Sixth
Days
Tabuh
berbunyi gemparkan alam sunyi berkumandang suara adzan mengayun memecah sunyi
selang seling sautan ayam (peristiwa subuh) yang membuat mataku terbuka walau
sang pagi berselimutkan embun tipis yang dingin tak menghalangi ku tuk memenuhi
kewajiban sembah sujud syukur ku persembahkan kepada Mu ya Robb... dengan
segala karuniaMu yang telah Kau beri kepada hamba Mu ini.
Di depan
base camp ku gerakkan kaki, tanggan dan badan ku tuk sekedar meregangkan otot- otot
yang terasa kaku, tanpa kusadari dinda sudah berada di dekat ku “jalan-jalan
pagi yuk mas..!” ajak dinda menghentikan gerakan ku. “ boleh, kemana..?”
sambutku, “ke arah balai desa aja ya..” dia memberikan usul. Aku berjalan
dengan santai menikmati udara pagi bersama dinda semua terasa indah pembicaraan pun terjalin seiring langkah kaki
kami “mas sebenarnya aku gak betah di desa ini” unggap dinda kepada ku, “ tapi
ada sesuatu yang membuatku betah” lanjut dinda membuatku penasaran “memang apa
yang membuat mu betah ?” tanya ku penasaran,
“karena disini ada kamu, mas..” terang dinda, wuiiiih... seketika terasa
tubuhku melayang terbang melewati batas langit dan bumi.. “ apakah ini artinya
kamu mau menerima ku..!” ku coba memastikan atas apa yang ia ucapkan, dia
mengangguk sambil tersenyum, kembali jiwa ku bergetar tak menentu oleh perasaan
indah yang sulit ku gambarkan dengan sejuta warna, takkan habis walau ku
ungkapkan dengan sejuta kata, tak terhitung oleh sejuta angka.. ohh... cinta.
Ingin ku peluk dia erat-erat dan tak ingin kulepas tuk meyakinkan jiwa ku bahwa
“now you are my belong”.
Seberkas
kasih mengisi jiwa yang sepi memberi warna dalam pelangi kebekuan kini mulai
mencair kembali dengan harapan baru sebuah mimpi di iringi sinar mentari pagi
memberi sejuta janji benarkah ini cinta sejati. Akhirnya kudapatkan cintanya
walau dalam waktu terhitung sangat singkat meskipun demikaian aku bertekat
mempertahankan hubungan ini hingga happy ending dan semoga dia tidak meragukan
ketulasanku.
Hari
jum`at ini tidak terlalu banyak kegiatan yang dilaksanakan aku lebih banyak
menhabiskan waktu di base camp untuk selalu berada didekatnya walau tidak
selalu berdua, kami memang agak menjaga jarak ketika bersama teman-teman yang
lain segaja kulakukan agar merek tidak mengetahui jalinan asmara antara aku dan
dinda sebenarnya aku tidak ingin mendengar celotahan mereka tentang cinlok,
memang selain kami ada beberapa yang menjalin hubungan selama KKM dan itu
menjadi bahan pembicaraan mereka “ wah... KKM membawa kemesraan” begitulah
celotehan mereka tentang salah seorang rekan ku yang sama-sama membatu mengajar
di SD aku tidak ingin mereka juga membicarakan ku meski aku harus curi-curi
kesempatan tuk bisa berdua dengan dinda.
Hujan
telah berhenti hanya tetesan terakhir dari atas genting meninggalkan hawa
dingin petang ini base camp kembali sepi seperti biasa beberapa penghuni sibuk
mencari hiburan di malam hari walau dinginya malam tidak menghalangi mereka. Di
depan base camp ku sibukkan mengobrol dengan beberapa teman sefakultas dinda
memang akhir-akhir ini kami mulai akrab tak tertinggal dinda ikut serta, dinda
terlihat modar mandir seperti tengah gundah atau entah apa yang dipikirkanya
kemudian dia masuk kedalam base camp kembali abrolan kami berlanjut beberapa
saat dinda keluar sudah mengenakan jilbat tanpa banyak kata dia terus berjalan
kearah pertigaan jalan perasaan ku mengatakan ini adalah sebuah kode kalau dia
menginginkan akau untuk menyusul tanpa buang waktu ku segerakan menyusulnya
tanpa memperdulikan tanggapan dari teman-teman.
Duduk
berdua dengannya di bawah sinar lampu jalan di iringi hawa dingin nan sepi
terasa suasana begitu romantis dia sandarkan kepalanya di pundakku seakan ingin
melepaskan semua beban yang ada dalam jiwanya “ mas kegiatan sehari-hari ku
begitu padat, habis ngajar aku masih harus memberi les anak-anak terkadang
sampai sore aku jarang sekali mempunyai waktu luang maka tak jarang aku jatuh
sakit” tuturnya seakan ingin lepas dari semua beban yang ia rasa, kucoba
menguatkannya dan memberinya semangat sebenarnya aku salut kepadanya dia
pekerja keras dan mandiri aku jadi malu ya... malu pada diriku sendiri karena
belakangan ini aku sering nganggur hanya menunggu orderan tapi jangan salah
jika lagi dapat job ngak perduli pagi, siang atau malam pasti ku kerjakan
bahkan lembur sampai pagi sudah menjadi hal yang biasa buatku. Sesaat kami
saling terdiam larut dalam perasaan kami menikmati kebersamaan merasakan gelora
cinta yang tengah mekar dihati kami hembusan sang bayu membawaku kedalam
ketidak sadaran seakan aku tidak percaya akan yang terjadi seminggu yang lalu
kami tidak pernal saling berbicara bahkan kenalpun tidak kini dia telah menjadi
sosok wanita yang ku kasayangi setelah ibuku andai waktu bisa ku hentikan ingin
terus kunikmati saat indah ini selalu bersamanya. “ the light from your eyes
glowing the dark feel give your hand and hold my chest there you will know what
you want to know”...
Seventh Days
Menjelang hari terakhir
keberadaan kami di desa tersebut kami gunakan kesempatan ini untuk berpamitan
dengan pihak sekolah dan berterima kasih telah memberikan kesempatan membantu
proses belajar mengajar di sekolah tersebut selama KKM berlangsung, pihak
sekolah merasa senang dengan keberadaan kami sedikit banyak telah meringankan
mereka. memang sekolah ini terbilang serba kekurangan dari bangunan yang tidak
memadai tenaga guru yang kurang efektif sampai ada beberapa murid masih belum
bisa baca tulis walau sudah kelas tiga dan empat sungguh sangat memprihatinkan
di tenggah-tengah pembangunan yang di prioritaskan sekolah ini masih belum
mempunyai bangunan yang memadai ruangan kelas yang dulu telah rapuh termakan
usia padahal desa ini sudah lumayan maju sungguh fakta yang mengherankan.
Acara undur diri dengan instansi sekolah SD telah
selesai kami melanjutkan kegiatan membantu rekan-rekan di base camp, sesampai
di base camp ternyata kegiatan telah selesai lebih dulu dan terlihat mereka
sedang asik bersantai sambil bercanda ria memang begitulah adanya karena
kegiatan tidak terlalu padat kami lebih banyak bersantai. Setelah semua teman
berkumpul kami duduk membuat lingkaran kartu pun di bagikan satu persatu inilah
kegiatan selingan kami untuk mengisi waktu dengan bermain kartu, permainan enjit
dan godongan begitulah mereka menyebutnya walau asing di telinga ku tapi
sama dengan permainan yang pernah aku mainkan dulu di desaku hanya sebutanya
berbeda tapi permainannya sama permainan
selalu seru dan diwarnai gelak tawa jika salah seorang kalah maka akan menjadi
bahan ejekan meskipun demikian tidak ada yang merasa tersinggung atau sakit
hati karna hanya candaan semata.
Perpisahan dengan pamong desa dan masyarakat sekitar
kami laksanakan malam hari dengan mengadakan nobar final sepak bola sea games
dan dilanjutkan dengan karaoke kebetulan di kelompok kami ada artis dangdut.
Sang kordes memintaku untuk segera datang ke balai desa untuk memasang
sambungan antena ke projector dari kemaren mereka binggung mengkoneksikannya
sebenarnya aku oggah menurutinya karena aku sudah ada janji berangkat bareng
dinda tapi demi kepentingan bersama akhirnya kulakukan juga. Nonton bareng pun
sudah di mulai ku amati para penonton satu persatu mesmatikan apakah dinda
berada di antara mereka tapi tak kudapati dia disana “ dia kok belum datang
juga” batinku, selang beberapa menit suara di belakangku mengagetkan ku “ mas
tak cariin ternyata dah disini” suara dinda membuat ku lega “ ehm.. ya” jawabku
singkat “ yuk cari tempat duduk” lanjutku kemudian. Selama nobar berlangsung
kini tidak canggung lagi berdekatan dan sedikit ku tunjukkaan perhatianku
padanya, suasana begitu heboh ketika timnas berhasil mencetak satu gol antusias
penonton terdengar sangat bersemangat.
Timnas U-23 gagal meraih medali emas setelah sekor
akhir 1-1 dilanjutkan dengan adu finalti malaysia unggul satu gol atas Indonesia,
pasukan garuda muda harus mengakui ke kekalahan atas hariamu himalaya memang
hanya timnas malaysialah yang berhasil mengalahkan Indonesia selama babak
penyisihan walau dengan skor tipis harus di sesalkan mengapa timnas Indonesia
selalu kalah dengan malaysia ini menggatkan kembali akan piala AFF tahun lalu.
Nonton
bareng telah usai acara dilanjutkan perpisahan dengan kepala desa beserta
pamong dan warga secara formal bang jabrik salah seorang teman ku bertidak
sebagai pembawa acara mulai membuka membacakan susunan acara, begitulah acara
formal yang membuat orang jenuh dan bosankan karena penuh dengan kebasa-basian
aku berharap acara formal seperti ini cepat selesai bagi mereka yang memang
pandai bicara kesempatan ini mereka tunjukkan kecakapan mereka dalam bertutur
kata mereka akan berbicara panjang lebar menghabiskan banyak waktu mengunakan
bahasa istilah yang mungkin juga mereka tidak paham artinya. Lantunan do`a dari
pemuka agama setempat menutup acara sekaligus sebagai ungkapan selamat jalan kepada
kami.
Acara
perpisahan masih berlanjut dengan karaokean para musisi desa tersebut memainkan
lagu memperdengarkan irama dangdut khas selera rakyat Indonesia dua orang artis
tengah bersiap mengambil nada tuk menghibur masyarakat dengan suara merdu yang
mereka miliki yang membuat ku terkesan salah seorang artis bernama eva ternyata
dia tidak hanya pandai mengajar di depan kelas tapi juga piawai dalam menyanyi
selain itu dia juga memiliki paras cantik berbalut make up tebalnya tapi dia
bukanlah idaman ku, aku lebih suka wanita yang natural apa adanya dengan begitu
pesona keanggunanya lebih terpancar. Satu hal yang membuatku tak bisa menahan
tawa ketika salah seorang warga di minta untuk menyanyi seorang ibu paruh baya
mengenakan daster rumahan dengan sangat pede menyayikan lagu kesayanganya gaya
ala artis papan atas ia lenggak-lenggokkan tubuhnya mengikuti irama musik sontak
membuat semua orang tertawa meski ku akui ibu itu mempunyai kualitas
suara yang tak kalah dengan sang artis tanpaknya ibu ini sudah berpengalaman.
Kembali bosan ku datang ku krimkan pesan singkat kepada dinda berupa ajakan
pulang “ tar dulu maz.. msih asik ma tmen2 nie...” balasnya, rupanya dia begitu
menikmati acara ini “ ya udh sante ja dlu...” jawabku kemudian, aku hanya duduk
terdiam ku nyalakan sang surya yang selalu setia menemani ku sambil berusaha
menikmati lagu berjudul sutradara cinta yang dilantunkan seorang artis dari
fakultasku “ kau bagai sutradara sandiwara cinta... akulah pemainya dalam kisah
nyata....” begitulah kira-kira liriknya. Penselku berdering kubuka pesan
singkat dari dinda “ maz.. plang yuk” ajaknya, aku pun meng-iya-ni karena
memang dari tadi aku ingin pulang, “ gimana tadi? ” tanyaku ketika kami dalam
perjalanan pulang “ yah... lumayan sih mas, sekarang tinggal capeknya” jawabnya
sambil mendesah mengisaratkan kalu dia benar-benar lelah.
“
anterin kebelakang yuk mas, aku belum sholat e..” pinta dinda sesampainya di
base camp, ku turuti apa yang menjadi permintaanya karena teman-temannya belum
pada pulang dari balai desa, aku duduk di tepian depan mushola yang terletak
dibagian belakang base camp sejenak pikiran ku melayang besok pulang ini
artinya tidak ada lagi hari-hari bersama dinda tapi tak apalah masih ada
kesempatan bertemu di kampus atau kuluangkan waktu ku tuk mengunjunginya “ lagi
mikirin apa mas...” ucap dinda membuyarkan lamunanku “ ehm.. ehm.. gak mikir pa
pa” ku sembunyikan kegalauan darinya “ dah selasai toh” lanjutku , “ iya, yuk
masuk” ajak dinda, aku pun mengikutinya dari belakang semampai di depan
kamarnya terdengar ramai ternyata teman-temanya sudah datang aku berhenti
sejenak di depan kamar dinda sebenarnya ingin ku kecup keningnya dan
mengucapkan selamat bobok sayang tidur yang nyenyak ya mimpi yang indah tapi
semua itu tidak kulakukan aku terus berlalu dengan menyapa teman-temanya.
Setelah
subuh aku teruskan dengan mengemasi semua barang bawaanku untuk segera pulang
karena KKM yang kami laksanakan, seperti biasa antrian mandi selalu terjadi di
pagi hari kami pun mencari solusi mandi di rumah warga terdekat sekaligus
berpamitan kepadanya karena sering merepoti mereka ketika pagi menurut kami
salah warga ini paling baik bayangkan sudah menumpang mandi kami juga selalu di
buatkan kopi bahkan salah seorang temanku mereka anggap anak sendiri karna
memang mereka tidak memiliki anak.
Menjelang
sarapan usai dinda sudah mengekanan rangselnya dan mengajak ku berpamitan
kepada ibu pemilik rumah sepertinya dinda sudah begitu akrab dengan ibu pemilik
rumah itu terlihat jelas sekali diwajah ibu yang sepertinya berat melepas
kepergian dinda, ibu ini begitu ramah kepada dinda terkilas dibendak ku bahwa
dinda pandai menempatkan diri kemudian giliran ku berpamitan dilanjutkan
rekan-rekan yang lain. Aku mengenakan sepatu di depan base camp dinda sudah berada
di tepian jalan sepertinya dia sudah hendak berangkat terlebih dahulu “ wah dia
kok gak say good bye ma aku” batin ku, sesaat dia berbalik dan berjalan kearah
ku kemudian menjabat tanggan ku “ mas aku pulang duluan ya..” ucap dinda “ iya,
deh hati-hati di jalan” sambungku “ mas juga hati-hati” timpal dia balik
seperti enggan meninggalkan ku dan desa ini begitu juga diriku kurasa berat
meninggalkan tempat ini, di desa inilah aku aku bertemu dinda jatuh hati
padanya dan mendapatkan pula cintanya di desa ini, selamat tinggal sayang
sampai jumpa lagi dilain waktu ku kan selalu menjaga hatiku hanya untuk mu
dear...
Akhir Dari Sebuah Cerita Cinta
Bayang bayang mu kasih selalu
hadir dalam gelisahku kini kurasakan sebuah rindu ku telah memuncak setelah
beberapa hari dirumah hanya pesan singkatlah penyambung rinduku sebenarnya
selalu mengirim sms kepadanya atau menelponnya sekedar mengucapkan “ kamu
dimana, lagi apa sayang sudah makan atau belum bla...bla.... bla..” tapi itu
tidak kulakukan karena aku tahu dia sibuk dengan segala daily activities nya
lagi pula aku tidak ingin terkesan possessive menjaga harga diriku sebagai
seorang laki-laki, tapi yang paling membuat ku senang adalah sms pagi yang
sama membangunkan ku dari tidur “ terima
kasih sayang kau selalu membangunkan ku di waktu subuh” dalam batinku ini
membuatku merasa begitu di perhatikan.
“ Kaulah
yang bertahta di sanubari kau semaikan benih cinta dalam ladang hati bukankah
setetes kasih mu tidak mengurangi pesonamu kalau bukan padamu kemana harus ku
alamatkan rindu ini ” . malam rabu ini kembali rindu memuncak setelah seharian
sibuk dengan pekerjaan ku aku hingga tidak sempat mengiriminya pesan singkat
penyalur rinduku sebagai tanda bahwa aku selalu memikirkanya, sesaat ku
timang-timang ponsel butut ku ada perasaan antara menelponya atau tidak
tiba-tiba pesan singkat masuk “ pa kbr maz.. klihatanya sbuk bget ” ku baca
pesan singkat itu ternyata dari dinda, “ gak sibuk bnget sih cma sdikit lg da
job, kmu pa kabar?” cepat-cepat kubalas pesan itu. “ duh... maz terasa berat
dipundakku maz, bebrapa hari q tinggal d skolhan bnyak msalah” begitulah
kesahnya “ ya yg sbara smua mslah psti da solusinya, oh ya minggu kmu da wktu
g?” tit.. ku kirim pesan itu “ entah ya... mang da pa mas “ balasnya singkat, “
gak cma klo kmu da wktu kta jalan yuk.. “ ajakku via shortmessage, “aq gak
brani maz” Dia mambalas membuatku penasaran “ mang g brani ma cpa? Pa g brani
kluar ma aq” Sesaat lama ku tunggu balasan darinya hatiku penuh tanya dan
penasaran. “ maz hubungan kta ngak mnkin bisa dlanjutin lgi, maz trlalu baik
buat aq. smoga maz mndapatkan wanita lbih baik dri aq yg mgasihi + mnyayangi
maz.” Aku seperti tidak percaya dengan
pesan yang ku baca kambali ku ulangi membaca tuk meyakinkan ku.
Sungguh sulit kupercaya dengan semua ini mengapa dia
ingin mengakhiri hubungan yang baru saja kami bina hanya melalui pesan singkat
tampa memberi alasan yang pasti ku putuskan menelponya untuk mendapatkan
penjelasan darinya. “ maksud sms mu tu apasih aku gak gerti” dengan meninggikan
suara ku pinta ia memberi penjelasan “ maaf ya mas karena aku telah berbohong
sama kamu, aku low mas sudah bertunangan dan tinggal hanya menunggu hari
pernikahan mumpung hubungan kita belum terlalu lama sebainya kita sudahi saja”
jawabnya yang membuat lemas seluruh tubuh ku terasa semua tulangku terlucuti
dari tubuhku seakan kau patahkan sayap ku ketika aku terbang bersama cinta mu
dan itu membuatku terjatuh kedalam jurang kehancuran. “ trus kanapa kau terima
aku, benarkah kau suka pada ku?” walau masih banyak tanya dalam diri seakan aku
masih tidak percaya “ sekali lagi maafkan aku mas, memang selama KKM aku suka
sama mas”. Ribuan tanya ingin ku lontarkan pada mu tapi bibirku tak kuasa
berucap hingga aku tidak bisa lagi berkata kata semua teras gelap bersama
gelapnya sang malam.
Nelangsa hati ini nelangsa..,
orang yang ku sayang tega berbuat dusta mungkin ini sudah nasib ku harus
menanggung lara hancur hati ini bila mengigatnya tak kusangka semua hanya kepalsuan,
apa salah ku hingga kau bohongi, aku nelangsa karna terlanjur cinta. Ternyata
dia tidak jujur kepada ku dan memilih berbohong kemudian mengatakan yang
sebenarnya ini begitu menghancurkanku, oooh... betapa kejam padahal aku sudah
terlanjur berharap banyak darinya dan dia tidak pernah tau beta dalam luka yang
dia torehkan “ ya... robbi apa salah dan
dosaku hingga kau berikan cbaan ini lagi pada ku, smoga dia bahagia beralaskan
duka ku”. Aku telah salah dalam melangkah aku terburu-buru menyatakan perasaan
ku ini menjadikan pelajaran berharga dalam hidupku. Walau aku masih berharap
bisa memilikinya tapi semua tidak mungkin terjadi kenyataan lebih pahit dari
sebuah mimpi satu lagi yang menjadi kelemahanku begitu cepat aku mencintainya
begitu sulit tuk di lupakan, what can I do without you, I’ve tried so hard to tell myself that you’re
gone now I´ve been alone, all alone in the loneliness I could die..
Kini
semua telah berlalu meninggalkan kenangan indah kala itu terasa bagaikan sebuah
mimpi dan aku tidak ingin terbangun karna harus menerima kenyataan bahwa dia
menghianati ku yang tersisa hanya nyayian rindu “
Sekilas tentang dirimu yang lama ku nanti
Sekilas tentang dirimu yang lama ku nanti
Memikat hatiku jumpamu pertama kali
Janji yang pernah terucap tuk satukan hati kita Namun tak pernah terjadi...
Mungkinkah masih ada waktu Yang tersisah untukku Mungkinkah masih ada cinta dihatimu
Andaikan saja aku tau Kau tak
hadirkan cintamu Ingin ku melepasmu dengan pelukan.... ( tentang cinta).
Lagi-lagi sebuah
kegagalan dasar pecundang ini memang bukan yang pertama tapi haruskah aku
menelan kepahitan ini lagi, aku jadi mempertanyaakan keadilan Tuhan kenapa
harus cobaan yang sama , derita yang sama, luka yang sama. Pasrah itu lah yang
ku bisa mungkin Tuhan tahu aku masih mampu menerima cobaan ini. Aku berusaha untuk bangkit dan menyusun kembali
serpihan hatiku yang hancur percuma aku terus memikirkanya padahal dia sama
sekali tidak perdulikanku, dan kusadari bayak pelajaran yang ku dapat ini
menjadikan ku lebih dewasa dalam berfikir berhati-hati dalam bertindak dan
tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Beginilah rasanya kehilangan
menyakitkan ku berharap seiring berjalanya waktu aku bisa melupakannya dan
kembali menemukan serpihan jiwaku yang hilang, hampa ku rasa berkabut duka lara walau aku
berusaha keras untuk melupakanya jauh dilubuk hatiku aku masih mencintainnya.
What the hell wrong with her...!
TO BE COUNTINUE....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar